Memata-matai anggaran negara yang sudah memiliki Formula E

图片
Memata-matai anggaran negara yang sudah memiliki Formula E Mobil listrik Formula E akan berhenti di Jakarta. Acara ini dijadwalkan berlangsung tahun depan. Diperkirakan bahwa keberhasilan kompetisi yang harus diikuti di banyak negara akan membutuhkan 1,6 triliun rupee. Saat ini, anggaran sedang dibahas. Formula E memang pertama kali di Indonesia. Banyak negara besar adalah negara tuan rumah pertama. Sekitar 2011, Jean Todt dan Alejandro Agag muncul dengan ide balap mobil listrik. Namun, rencana mereka baru dilaksanakan tiga tahun kemudian atau pada 2014. Beijing menjadi kota pertama yang menjadi tuan rumah Formula E. Setelah itu, banyak negara bergiliran menjadi tuan rumah Formula Satu. Pada saat hosting, negara-negara yang dipilih juga sibuk membersihkan. Seperti musim 2016-2017, Formula E diadakan di Brooklyn, New York. Pada saat itu, mereka membutuhkan dana $ 20 juta, termasuk pembangunan sirkuit, bilik, trotoar baru, dinding keamanan, dan tata letak trotoar yang d

Ingin memperbaiki bahasa orang lain? Mungkin Anda memiliki masalah kepribadian

Ingin memperbaiki bahasa orang lain? Mungkin Anda memiliki masalah kepribadian

BandarJudiQQ

Saat ini, di media sosial, kita cenderung menjadi orang yang cenderung memperbaiki kesalahan orang lain. Orang dengan kebiasaan sering disebut sebagai tata bahasa Nazi, dan mudah ditemukan bahkan di sekitar kita. Padahal, mungkin ini dilakukan sendiri.

Apakah Anda tahu kebiasaan memperbaiki kesalahan, kesalahan ketik, dll. Adalah tanda-tanda masalah psikologis seseorang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kecenderungan ini cenderung memiliki kepribadian yang tidak mudah diterima oleh kesalahan, lapor dari ScienceAlert.

Tes psikologi telah menunjukkan bahwa orang yang sering disebut tata bahasa Nazi seringkali kurang terbuka. Selain itu, mereka juga cenderung menilai orang lain dari kesalahan mereka.

Penelitian ini mencoba memahami bagaimana orang merespons kesalahan ketik dan kesalahan tata bahasa.

"Studi ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa sifat atau kepribadian pembaca atau audiens berdampak pada interpretasi bahasa," jelas peneliti University of Michigan Julie Boland.

"Dalam percobaan ini, kami mempelajari evaluasi sosial pembaca tentang penulis," lanjutnya.

Dalam penelitian ini, Boland dan timnya meminta 83 peserta untuk membaca respons email tanpa kesalahan dan kesalahan. Mereka kemudian secara individu mengevaluasi orang yang menulis email berdasarkan prasangka mereka tentang kecerdasan, keramahan, atau hal-hal lain, seperti bagaimana mereka memperlakukan orang lain.

Setelah menjawab beberapa pertanyaan, para peneliti kemudian meminta peserta untuk mengisi pengukuran kepribadian. Mereka diminta menilai keterbukaan, kesepakatan, introversi / ekstroversi dan kesadaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua peserta berpikir bahwa orang yang menulis email yang salah lebih buruk daripada yang tidak. Dalam penelitian ini, peserta juga dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk memahami kepribadian mereka.

Sudah diketahui bahwa orang dengan kepribadian ekstrovert cenderung melampaui kesalahan tata bahasa dan mengetiknya. Orang introvert cenderung membuat komentar negatif pada orang karena mereka melakukan kesalahan.

Orang yang lebih sadar tetapi kurang terbuka sering kali lebih peka terhadap kesalahan pengejaan. Peserta dengan kepribadian yang tidak mudah dikenali oleh orang lain seringkali lebih dilecehkan oleh kesalahan tata bahasa. Para peneliti berharap bahwa temuan mereka akan membantu menganalisis lebih lanjut dan memahami bagaimana orang berkomunikasi secara online atau mengomunikasikan kesalahan.

评论

此博客中的热门博文

18 zona industri eksternal Jawa siap menyerap investasi Rp 250 T dan 900.000 pekerja

Kamera Triple Leaks ini pada iPhone 2019, Cantik atau Aneh?

Kisah Mantan Danjen Kopassus Terkejut Lihat Makanan Anak Buah Ada Kerikil dan Ulat