Prajurit Kopassus terlatih dengan baik. Mereka melakukan banyak latihan berat setiap hari. Salah satu latihan yang mereka ambil adalah panggung hutan gunung.
Fase ini dirancang untuk memberi prajurit kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi rintangan di gunung dan hutan. Latihan-latihan yang disediakan termasuk pelacakan atau anti-pelacakan, bertahan hidup dan sains lapangan.
Dalam buku "Prabowo Subianto Indonesia Menang" oleh Koperasi Garudayaksa Nusantara, Prabowo Subianto menggambarkan semangat prajurit TNI selama latihan. "Ketika saya bertugas di TNI, saya benar-benar merasakan bahwa semangat para prajurit TNI adalah praktik dan yang terbaik. Setiap prajurit TNI yang saya kenal sangat mengerti dan memanipulasi bahasa gaul militer. Semakin banyak keringat yang Anda latih, semakin Anda berkelahi. semakin sedikit darah, "kata Prabowo dalam bukunya.
Menurut Prabowo, sebagian besar prajurit TNI berjuang untuk bertarung tanpa mengenakannya. Dapat mengatasi kekejaman di hutan belantara atau gigitan nyamuk.
“Kebiasaan dan tidak terpengaruh oleh rasa sakit. Loyalitas kepada orang tua dan pemimpin mereka. Jangan pernah mengabaikan perintah atau pemberontakan dalam pertempuran kecuali para pemimpin mereka sangat tidak pantas dan tidak jujur, ”kata Prabowo.
Dia mengatakan bahwa jika kesejahteraan prajurit baik, peralatan tempur lengkap, dan latihan berjalan dengan baik, TNI dapat dan telah menjadi kekuatan elit sekuat pasukan tempur dunia. "Bahkan lebih baik daripada pasukan tempur dunia. Saya percaya bahwa tidak ada tentara yang buruk, hanya komandan yang buruk. Tidak ada tentara yang buruk, hanya komandan yang buruk," kata Prabowo.
Tidak hanya itu, Prabowo juga memberitahunya ketika dia diangkat menjadi Kopassus Danjen. Pada hari kedua setelah pengambilan sumpah, Prabowo langsung pergi ke Kartasura di markas Grup Kopassus di Kabupaten Sukoharjo untuk mengetahui situasi para prajurit di sana. Tidak ada pemberitahuan tentang kedatangannya.
Prabowo berkata: "Saya akan memastikan mereka memiliki semua hak mereka, termasuk lauk pauk, manfaat gizi, penghargaan dan Parako yang mereka terima tepat waktu dan tanpa pengurangan apa pun."
Prabowo juga mengunjungi barak tentara. Dia mencicipi makanan di sana. Akibatnya, beberapa lauk jauh dari layak. Salah satu makanan yang dia cicipi adalah nasi yang dicampur dengan kerikil. Mengetahui hal ini, Prabowo meminta penyelia untuk membeli makanan paling enak di Solo.
"Saya pergi ke barak prajurit dan mencicipi barak. Ternyata para tentara masih memiliki kerikil dan kutu di nasi yang mereka makan. Sayuran yang mereka makan juga memiliki ulat. Mengetahui hal ini, saya segera bertanya kepada petugas kepala suku di Solo. Kota ini membeli makanan, kue, jagung, singkong, dan kacang-kacangan terbaik untuk semua prajurit, dan saya ingin terus memastikan bahwa makanan para prajurit selalu berkualitas baik. " Kisah Prabowo Subianto.
评论
发表评论