Untuk skeptis, pemilihan Thailand yang diadakan Senin lalu adalah bentuk kudeta militer lain dengan memilih bukan peluru.
Meskipun hasil pemilihan belum diumumkan secara resmi, Cross-Prachart yang pro-Tentara mengklaim memenangkan 97 kursi di House of Commons dan memiliki hak untuk membentuk pemerintahan Thailand yang baru.
Komisi Pemilihan Umum Thailand (EC) awalnya menyatakan bahwa dukungan dari partai militer, Prachalas (PPRP), memimpin pemilihan dan akan memposisikannya sebagai pemerintah Perdana Menteri saat ini Prayuth Chan-ocha. Namun, ada banyak keluhan tentang pelanggaran dan data yang tidak akurat.
Setelah tuduhan pemilihan yang kuat "dimanipulasi," tujuh partai oposisi Thailand kemarin membentuk aliansi yang disebut "Front Demokratik."
Partai oposisi mengklaim bahwa mereka memperoleh mayoritas di majelis rendah parlemen dan memiliki hak untuk membentuk pemerintahan.
"Kami berharap untuk mencegah rezim ini berkuasa," Perdana Menteri Thailand Sudrat Kraprahhan mengatakan dalam konferensi pers yang dikutip oleh Aljazeera, Rabu (27/3).
Seperti semua orang tahu, hasil pemilihan Thailand masih dipertanyakan, karena hasil pemilihan tidak resmi akan ditunda setidaknya sampai Jumat depan. Tuduhan terkait pembelian suara dan pelanggaran penghitungan suara.
Hasil pemilihan umum Thailand 2019 dijadwalkan untuk Senin, 25 Maret. Namun, beberapa partai politik melaporkan suara yang berbeda. Pengumuman resmi pemilihan akan diumumkan sebelum 9 Mei.
Menurut hasil survei, partai Palang Pracha Rath (PPRP) yang mendukung militer masih memimpin hasil pemilihan. Karena itu, Prayuth Chan-ocha masih merupakan kandidat kuat untuk Perdana Menteri.
Namun, koalisi oposisi mayoritas di House of Commons dapat menyebabkan kebuntuan di parlemen.
Sudarat mengatakan bahwa melalui aliansi, koalisi oposisi dapat memenangkan setidaknya 255 kursi di House of Commons dari hasil pemilihan yang dihitung.
"Bahkan jika kalkulasi masih berlangsung, kami yakin kami dapat mencapai setidaknya 255 kursi," kata Sudarat.
"Kami menyatakan bahwa partai-partai demokratis yang menentang kekuasaan militer memimpin sebagian besar kursi parlemen."
Sekretaris Jenderal Pheutham Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan kepada wartawan bahwa peringkat demokrasi saat ini termasuk Partai Progresif Masa Depan, Bagan Pheu, Prachachart, seri Thailand Rash, kekuatan dan ekonomi rakyat baru Thailand.
"Kami akan bekerja dengan semua pihak yang menghadiri konferensi pers hari ini, apa pun yang akan terjadi. Kami siap untuk menghentikan rezim yang ingin terus memerintah," kata Thanathorn Juangroongruangkit, 40, dari Partai Progresif Masa Depan.
评论
发表评论