Memata-matai anggaran negara yang sudah memiliki Formula E

图片
Memata-matai anggaran negara yang sudah memiliki Formula E Mobil listrik Formula E akan berhenti di Jakarta. Acara ini dijadwalkan berlangsung tahun depan. Diperkirakan bahwa keberhasilan kompetisi yang harus diikuti di banyak negara akan membutuhkan 1,6 triliun rupee. Saat ini, anggaran sedang dibahas. Formula E memang pertama kali di Indonesia. Banyak negara besar adalah negara tuan rumah pertama. Sekitar 2011, Jean Todt dan Alejandro Agag muncul dengan ide balap mobil listrik. Namun, rencana mereka baru dilaksanakan tiga tahun kemudian atau pada 2014. Beijing menjadi kota pertama yang menjadi tuan rumah Formula E. Setelah itu, banyak negara bergiliran menjadi tuan rumah Formula Satu. Pada saat hosting, negara-negara yang dipilih juga sibuk membersihkan. Seperti musim 2016-2017, Formula E diadakan di Brooklyn, New York. Pada saat itu, mereka membutuhkan dana $ 20 juta, termasuk pembangunan sirkuit, bilik, trotoar baru, dinding keamanan, dan tata letak trotoar yang d

Prabowo Bertarung Raub Suara Di Kadang Lawan

Prabowo Bertarung Raub Suara Di Kadang Lawan


PemainBandarQ
Bukan hal mudah bertarung sebagai partai oposisi di pesta demokrasi 17 April 2019 nanti. Mereka tak cukup mengampanyekan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) diusung koalisi. Berat. Khawatir tidak laku dijual. Dengan sistem Pemilu Serentak, tiap partai diberi ambang batas agar lolos parlemen. Mereka harus fokus. Tak peduli dengan efek ekor jas.

Wahyudi lebih memilih memasang wajah Gubernur Jawa Timur, Soekarwo alias Pakde Karwo. Mantan aktivis ini mengaku, tidak ada instruksi khusus dari partai untuk memasang gambar capres-cawapres diusung Demokrat. "Pakai gambar Pakde (Soekarwo) saja. Enggak perlu pakai capres-cawapresan," kata Wahyudi kepada merdeka.com, pekan lalu.

Dari aturan itu Wahyudi merasa wajar bila partainya memberi kebebasan kepada para caleg dalam meraih suara. Atas dasar itu juga, dia belum mengampanyekan Prabowo-Sandiaga di wilayah pemilihannya.

Kedua, lanjutnya, nama Pakde Karwo sudah sangat populer. Sehingga tak khawatir jika harus bertarung di dapilnya. "Surabaya ini kan kotanya petahana dan basisnya PDIP yang di Pemilu 2014 lalu meraih 15 kursi di DPRD Surabaya. Jadi pertarungan di Surabaya ini memang sangat berat, tapi dengan membawa nama Pakde, saya tak khawatir," tegasnya.

"Tapi saat ini belum ada instruksi khusus, harus ada gambar capres-cawapres di setiap APK (Alat Peraga Kampanye) Caleg," kata Dedik.

Sedangkan di nomor dua, ditempati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan perolehan 3.523.434 suara atau 18,8 persen. Lalu disusul posisi ketiga diraih Partai Gerindra dengan raihan suara 2.457.966 atau 13,1 persen.

Pertarungan caleg dari koalisi partai oposisi semakin berat di Jawa Tengah. Wilayah ini dikenal sebagai lumbung suara PDIP. Sering kali mendapat sebutan Kandang Banteng. Mengacu pada logo partai besutan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Maju sebagai caleg DPRD Jateng II, Joko Widodo kerap memberikan candaan ke masyarakat ketika melakukan sosialisasi. Tentu ini bagian trik agar dikenal. "Biasanya banyak celotehan kenalnya dengan presiden. Seketika hanya candain saja, memang ada kesamaan nama, tapi saya Joko Widodo dari partai PKS. Semoga kesamaan nama memberikan keberkahan," kata Joko Widodo saat ditemui merdeka.com, pekan lalu.

Joko Widodo juga dikenal sebagai pendiri dan Ketua Yayasan Wakaf Bina Amal. Dalam organisasi partai, dia sempat menjabat dan Ketua DPD PKS Kota Semarang 2001-2003 dan Ketua DPW PKS Jateng 2004.

"Itu yang bikin sulit, semua orang kenalannya capres dan cawapres dari partai koalisinya. Sedangkan dalam sosialisasi harus dituntut turut memenangkan Capres. Intinya kita di lapangan harus berjuang bekerja," jelasnya.

Selama ini, kata dia, banyak caleg perlu diingatkan agar tidak bermain politik uang. Mereka juga tak pernah lupa untuk mengampanyekan Prabowo-Sandiaga. Walau harus diakui tidak mudah mengampanyekan capres-cawapres nomor urut 02 itu kepada publik di Jawa Tengah.

Memang agak sulit bagi kedua  pasangan yang mengkampanye dari koalisi yang bukan partainya. Tapi saya yakin bawah kemungkinan pendamping caleg bisa dongkrak suara hingga memperoleh pemenangan capres nomor urut 2," ujar Abdul Fikri.

Pada Pemilu 2014, PKS berada di posisi delapan dengan perolehan 1.076.518 suara. Sedangkan tiga besar diisi PDIP, Partai Golkar dan PKB. Julukan kandang banteng memang pantas disematkan kepada PDIP. Mereka mendapat raihan 4.295.598 suara. Selanjutnya Partai Golkar dengan 2.497.282 suara. Mengikuti di belakangnya ada PKB, meraih 2.305.444 suara.

Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya mendapat 6.485.720 atau 32,9 persen. Di Jawa Tengah, total suara sah sebanyak 19.445.260 suara dan tidak sah sebanyak 223.144 suara.

Ibrahim Sakty Batubara, caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) pada Dapil Sumut I, mengaku parpol pendukung Prabowo-Sandiaga justru merasa diuntungkan dengan Pemilu Serentak. Dia optimistis. Banyak partai dalam koalisi oposisi elektabilitasnya akan naik.

Menurut dia, caleg harus terus memaketkan diri dengan pasangan capres-cawapres diusung. Dengan kondisi ini masyarakat nonpartisan akan lebih peduli. "Mereka akan menganggap capres itu adalah capres kita. Karena kertas suaranya kan beda dan terpisah dengan kertas suara pileg," ujar Ibrahim.

Selama kampanye, Ibrahim mengaku mendapatkan gambaran mengenai kondisi masyarakat saat ini. Konstituen mengharapkan perubahan. Mereka tidak puas dengan keadaan saat ini. Perubahan itu pula yang saya kampanyekan, dan bertepatan kami mendukung calon oposisi. Saya sampaikan Pemilu merupakan momentum konstitusional untuk membuat perubahan itu, tegasnya.

Hampir di seluruh wilayah Pulau Sumatera menjadi lumbung suara bagi Prabowo di Pilpres 2014. Terkecuali Sumatera Utara. Di Pilpres 2014, pasangan Prabowo-Hatta mendapat 2.831.514 suara atau 44,76 persen. Kalah dari Jokowi-Jusuf Kalla dengan perolehan 3.494.835 suara atau 55,24 persen.

Dari wilayah Sumatera, Prabowo menang telak di Sumatera Barat. Dia meraih 1.797.505 suara atau setara dengan 76,92 persen. Pertarungan di kawasan ini tidak bisa dianggap remeh. meski pulau Jawa adalah pulau yang paling terpadat, namun untuk Sumatra adalah wilayah kursial bagi kedua pasangan capres-cawapres di pilpres 2019 yang akan datang nanti.

评论

此博客中的热门博文

18 zona industri eksternal Jawa siap menyerap investasi Rp 250 T dan 900.000 pekerja

Kamera Triple Leaks ini pada iPhone 2019, Cantik atau Aneh?

Kisah Mantan Danjen Kopassus Terkejut Lihat Makanan Anak Buah Ada Kerikil dan Ulat