Uniqlo, merek fashion Jepang harus menanggung dampak negatif dari perselisihan politik antara Jepang dan Korea Selatan (Korea Selatan). Hubungan antara kedua negara memanas hingga ke tingkat akar rumput dan memicu boikot.
Pertengkaran dimulai ketika pemerintah Abe dituduh meningkatkan proses perizinan produk Korea dari lima hari menjadi 15 hari.
Korea Selatan percaya ini adalah langkah bagi Abe karena tidak menerima keputusan untuk menebus artis wanita Korea yang ditindas oleh Jepang selama periode kolonial pada awal abad ke-20.
Produk-produk Jepang dihantam oleh perlawanan, dari bir Asahi dan Sapporo hingga pakaian Uniqlo. Seorang juru bicara untuk orang tua Uniqlo juga mengakui hal ini.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa penjualan di Korea Selatan akan terpengaruh," kata juru bicara Fast Retailing, perusahaan induk Uniqlo di Jepang, pada Sabtu (17 Agustus).
Laporan Forbes juga mengatakan bahwa meskipun ada diskon, pembeli Uniqlo Korea Selatan mengalami penurunan. Garis ular yang biasa terlihat tenang.
Uniqlo memiliki hampir 190 toko di Korea dengan penjualan tahunan 140 miliar yen atau Rp. 18,8 triliun (1 yen = Rp 134). Penjualan Uniqlo di Jepang menyumbang 6,6% dari pendapatan perusahaan.
The Nikkei News Asia Review melaporkan bahwa Korea Selatan juga bersiap-siap untuk mencabut Jepang dari daftar putihnya. Langkah ini dianggap sebagai tindakan balasan karena Jepang membantu menghilangkan daftar putih Korea Selatan pada awal Agustus.
Namun, pihak Jepang bahkan tidak menerima dan menyatakan bahwa tindakan Korea Selatan melanggar hukum internasional.
Presiden Korea Selatan Moon Jae akhirnya membuat pernyataan diplomatik tentang perdamaian antara kedua negara. Korea Selatan mengatakan siap untuk berbicara jika Jepang menginginkannya.
"Jika Jepang memilih jalur dialog dan kerja sama, kami akan senang untuk bergandengan tangan," kata bulan dalam pidato yang dikutip oleh Japan Times.
"Mempertimbangkan masa lalu tidak berarti mengandalkan masa lalu, itu lebih kuat daripada pergi dan pergi ke masa depan," tambah Moon.
Pidato itu disiapkan untuk menunjukkan liberalisasi pendudukan Jepang dari 1910 hingga 1945.
Jepang dan Korea Selatan adalah sekutu Amerika di Asia Timur. Presiden Bulan berharap bahwa Jepang dan Korea Selatan akan memainkan peran dalam menciptakan perdamaian dan kemakmuran di Asia Timur sambil mencerminkan masa lalu kedua negara.
评论
发表评论