The Federal Reserve atau the Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya untuk keempat kali tahun ini. Kali ini, suku bunga the Fed naik sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25 persen-2,5 persen.
Bank sentral menyatakan ekonomi AS telah tumbuh pada tingkat yang kuat dan pasar tenaga kerja terus membaik. Bank sentral mencatat beberapa kenaikan suku bunga secara bertahap akan diperlukan dan perubahan kenaikan suku bunga sedang dipersiapkan untuk menghentikan kenaikan biaya pinjaman.
Keputusan menaikkan suku bunga itu tersebut akan membuat marah Presiden AS Donald Trump yang telah berulang kali menyerang soal pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS yang merusak ekonomi AS.
Akan tetapi, ada kekhawatiran ekonomi dapat bergejolak pada 2019 sehingga dorongan fiskal dari pengeluaran pemerintahan Trump dan paket pemotongan pajak USD 1,5 triliun memudar dan ekonomi global melambat.
Bursa saham Amerika Serikat pun merosot ke posisi terendah usai pernyataan the Federal Reserve. Harga obligasi reli mendorong imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun di bawah 2,8 persen, dan ke level terendah sejak akhir Mei.
"Saya pikir pasar mencari lebih banyak untuk jeda. Ini tidak terlalu dovish seperti yang diharapkan, tutur Jamie Cox, Managing Partner Harris Financial Group, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (20/12).
Ini masih akan meninggalkan biaya pinjaman di atas pandangan untuk menurunkan ke tingkat lebih netral 2,8 persen. Perkiraan ekonomi yang dirilis pada September telah mengindikasikan tiga kali kenaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali pada 2020.
Adapun produk domestik bruto (PDB) diprediksi tumbuh 2,3 persen pada 2019 dan 2 persen pada 2020. Ini lebih lemah dari antisipasi the Fed pada September. Tingkat pengangguran berada di level terendah dalam 49 tahun di posisi 3,7 persen dari yang diharapkan pada 2019 sebesar 3,5 persen. Kemudian meningkat menjadi 3,6 persen pada 2020 dan 3,8 persen pada 2021.
Sebelumnya, Presiden the Federal Reserve New York, John Williams mengharapkan kenaikan suku bunga the Fed secara bertahap. Hal itu disampaikan John Williams dalam pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali.
评论
发表评论