Rusia Memamerkan Senjata, Militer AS Kekurangan Dana Dan Pesawat Tempur Yang Lebih Tua

Rusia Memamerkan Senjata, Militer AS Kekurangan Dana Dan Pesawat Tempur Yang Lebih Tua

BandarJudiq

 Persaingan kekuatan militer Amerika Serikat dan Rusia memang bukan barang baru. Kedua negara masih berlomba-lomba mengembangkan kekuatan militer mereka dengan sederet teknologi canggih.

Rabu lalu setelah menonton siaran langsung peluncuran sistem Avangard dari ruang kontrol kementerian pertahanan Rusia, Putin mengatakan tes itu "sukses besar", dan menjadi "hadiah Tahun Baru yang sangat baik untuk bangsa".

"Sistem Avangard tidak bisa dicegat oleh segala kemungkinan pertahanan rudal yang ada saat ini," kata Putin bangga.

Rudal hipersonik adalah satu di antara berbagai senjata nuklir baru yang dipamerkan Putin pada Maret lalu. Kala itu Putin mengatakan Rusia harus merespons pengembangan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat.

Dia menekankan bahwa tidak ada negara lain saat ini yang memiliki senjata hipersonik serupa, atau lebih kuat.

Di Amerika Serikat, pasukan Angkatan Udara yang selama ini menjadi andalan dan kebanggaan kini tengah dirundung masalah dana dan teknologi yang sudah tua.

Mengganti banyak pesawat lama dengan model terbaru bisa menyedot dana yang sangat besar, bisa mencapai USD 26 miliar per tahun hingga pertengahan 2030.

Pemerintahan AS nantinya akan menghadapi pilihan sulit: menambah dana Angkatan Udara hingga setara ketika masa Perang Dingin atau lebih tinggi lagi, atau mengurangi jumlah jet tempur sampai ke jumlah yang masih mampu dioperasikan.

Saat ini Angkatan Udara AS memiliki 5.600 jet tempur dari 312 skuadron, masih yang terbanyak di dunia.

Menurut Autotrader, biasanya orang mengganti mobil setiap enam tahun sekali. Tapi Angkatan Udara AS mungkin harus menunggu hingga separuh abad. Dan pesawat pengebom terkenal B-52 dibuat ketika Presiden John F Kennedy masih berkantor di Gedung Putih.

Lima dari pesawat jet latihan T-38 yang usianya hampir 50 tahun jatuh tahun lalu menewaskan dua orang.